Newest Post
- Get link
- X
- Other Apps
My Kind of A Capella
Kalau bisa gue katakan, gue excited banget untuk menulis postingan kali ini. Tulisan gue kali ini akan membahas tentang teknik bermusik, namun bukan teknik bermusik yang biasa.
Emang teknik bermusik yang biasa tuh gimana ya, Bel?
Bentar. Sebelum masuk ke tulisan, gue mau curcol sedikit. Kalau dipikir-pikir, gue masih suka kehilangan momen untuk menjadi seorang blogger karena setelah satu sampai dua minggu, gue baru bisa menulis lagi. Jadi, akan ada seminggu tanpa nge-blog sama sekali dan mungkin ada juga seminggu dimana gue terus menerus nge-blog.
Sejujurnya gue masih bingung membagi waktu untuk healing dengan nge-blog dan menyelesaikan pekerjaan di kantor. Rasanya setiap hari ada aja yang mau dikeluarkan disini tapi apa daya, nggak setiap hari free untuk pegang hp atau laptop. Healing yang gue maksud pun bisa karena kelelahan atau stress karena masalah-masalah kehidupan.
Karena jarak rumah yang tidak begitu dekat dengan kantor, gue memang akan banyak menghabiskan hidup di jalan, dengan hiruk pikuk ibukota dan kemacetannya yang luar biasa yang mana menjadi salah satu masalah kehidupan gue.
Ada nggak sih yang masih harus mengabdi kepada perusahaan tapi bisa tetep nge-blog dengan aman dan nyaman? Boleh dong share tips nya di kolom komentar 😁
Photo by Gezer Amorim from Pexels |
Anyways, ngomong-ngomong tentang kepusingan gue dalam membagi waktu antara nge-blog sama kerja, ternyata gue harus ada ketambahan kepusingan lainnya, yaitu membagi waktu lagi untuk healing di luar nge-blog. Karena gue orangnya nggak bisa diem, nge-blog nggak bisa gue jadikan jalan satu-satunya untuk healing.
Saat pandemi ini, gue menemukan salah satu cara gue untuk healing, yaitu dengan bermusik. Sebelumnya, gue harus mengatakan bahwa gue adalah seorang amatir dalam bidang permusikan. Nyanyian gue biasanya cuma ala kadarnya aja, begitu pula dengan permainan gitar ataupun ukulele.
Gue juga sempat menulis lagu-sebenarnya udah gue lakukan dari lama sih-saat pandemi ini. Nggak jarang gue membagikan video bermusik gue di Instagram. Tapi, ada satu hal yang unik yang belum pernah gue lakukan sebelum pandemi, yaitu membuat video a capella.
Nah, merujuk dari pertanyaan yang gue ungkapkan di awal paragraf tadi, video a capella ini yang gue maksud.
A capella, Teknik Bermusik yang Unik
A capella menurut gue adalah teknik bermusik yang unik, which means bukan teknik bermusik yang biasa. Umumnya, bermusik membutuhkan alat-alat musik dan dimainkan oleh individu ataupun kelompok. Sedangkan a capella dimainkan tanpa alat musik dan hanya menggunakan vokal.
Biasanya a capella ini dimainkan dengan berfokus kepada harmonisasi, namun sekarang sudah banyak musisi yang memainkannya dengan iringan beberapa alat musik saja. Ada juga yang memainkannya dengan iringan beatbox dan memanfaatkan hentakan atau pukulan oleh tangan atau kaki yang membentuk sebuah suara.
Sumber : ptxofficial.com |
Gue nggak usah ngejelasin secara terminologinya yah. Berat bund.
Gue mengenal a capella sendiri itu semenjak SMA, yaitu sekitar tahun 2013 yang lalu. Pertama kali tau teknik ini itu dari grup musik Pentatonix. Asli, waktu itu langsung jatuh cinta karena mereka unik banget. Hanya dengan menggunakan vokal mereka aja, satu lagu bisa terdengar sangat indah.
Bertahun-tahun berlalu, kemudian gue mendapati banyak sekali grup musik yang melakukan a capella. Dari Cimorelli, Acapop! Kids, Bahiyya Haneesa, bahkan musisi-musisi individual seperti Mike Tompkins, Jared Halley, dan masih banyaaak lagi. Kalau film favorit a capella gue, pasti udah ketebak dong. Pitch Perfect!
Musisi-musisi individual tadi biasanya menggabung-gabungkan nada yang mereka hasilkan dengan vokal di sebuah aplikasi khusus. Nah, setiap musisi pasti punya aplikasi yang berbeda-beda, dari yang gratisan sampai yang canggih banget dan tentunya berbayar.
Dari sering mendengar lagu-lagu yang disajikan dengan teknik a capella, gue jadi yakin banget bahwa sebuah karya itu nggak terbatas pada materi yang kita punya, seperti alat musik dan studio rekaman. Jika kita bisa mengolah vokal dan kemampuan bermusik dengan baik, ternyata bisa loh, menghasilkan musik dengan kualitas yang mantap.
Dari situ juga, gue jadi sok ide untuk membuat sebuah a capella karya gue sendiri.
My Kind of A capella
Sebenernya, gue udah mau nulis post ini dari lamaa banget. Berhubung belum ada waktu lagi, jadinya baru sekarang, dimana waktunya pas banget sama waktu gue nge-post a capella versi gue yang terbaru di Instagram.
Tanggal 25 November 2020 kemarin, gue baru aja post video a capella gue dengan lagu 'Dynamite'-nya Bangtan Boys atau BTS (Army mana suaranya?) di Instagram. Video a capella dari lagunya BTS ini merupakan percobaan a capella gue ketiga, dimana yang pertama gue buat dengan menggunakan lagu 'Diamonds'-nya Rihanna dan yang kedua dengan lagu 'Rockabye'-nya Clean Bandit feat. Anne Marie dan Sean Paul.
Di samping itu semua, gue ingin berbagi kisah dan keseruan gue membuat masing-masing dari video a capella ini.
1. Percobaan Pertama
I have no idea at all at that time. Waktu itu, gue cuma bermodal nonton video di Youtube yang memberikan tutorial dari a capella lagu 'Diamonds'. Gue berusaha untuk mengikuti setiap langkahnya dengan cermat, takut ada yang fals di tengah lagu.
Dari mulut mangap-mangap, hingga bulat-bulat, semua gue cobain. Tepukan tangan, ketukan meja, dan beberapa alat lainnya juga gue coba bunyikan. Ternyata seru juga.
Untuk menggabungkan suara, kebetulan gue udah punya aplikasi yang biasa gue gunakan untuk meng-cover lagu, jadi gue nggak perlu bingung lagi. Nama aplikasinya itu Audacity, yang mana harus menggunakan PC untuk membukanya.
Saat lagunya udah jadi, tentu dong harus terus gue replay agar nada-nada yang sumbang atau nggak cocok itu bisa dideteksi dan dihapus segera. Karena ini awal banget gue membuat a capella, gue sampe minta Bapake, Mama, dan adik-adik gue buat mendengarkan.
Sebenarnya sih, buat show off aja kalau gue bisa a capella ke mereka😆.
Sumber : Dokumen Pribadi |
Langkah selanjutnya adalah pembuatan video. Langkah ini juga membuat gue memutar otak. Yang gue pikirin adalah ini visualisasinya harus lebih bagus dari lagunya, biar kalo a capella gue gagal, videonya masih ketolong sama visualisasinya😂. Tapi akhirnya ya videonya juga biasa-biasa aja bund.
Gue menyiapkan sekitar lima kostum untuk berganti-ganti di video. Ceritanya tuh gue lagi berharmonisasi sama banyak orang gitu, tapi mukanya sama semua... Makanya mau dibuat beda aja gitu baju-bajunya. Sengaja gue pakai warna oranye sebagai vocal lead supaya keliatan kalau dia paling bersinar gitu, cihuy.
Untuk menyelesaikan video ini sendiri butuh sekitar tiga hari aja. Sehari untuk take vocal, besoknya take video, dan besoknya lagi video editing. Ternyata, post ini menuai respon yang cukup bagus dari para pemirsa, dimana terlihat dari Engagement-nya yang cukup tinggi di banding video gue yang lain.
2. Percobaan Kedua
Karena percobaan pertama berhasil, gue jadi ketagihan untuk bikin a capella yang lainnya. Gue ingin membuat sebuah a capella dengan konsep yang unik dan memiliki cerita tersendiri.
Suatu saat, gue menemukan video a capella di Youtube dengan sebuah lagu yang nggak asing bagi gue, yaitu lagu 'Rockabye' yang pada saat itu dimainkan oleh Sam Tsui. Gue pikir, asik banget nih lagu untuk dijadikan a capella karena melihat Sam Tsui membawakannya dengan sempurna.
Hari WFH pun datang, kemudian gue mencoba untuk mengulik nada-nada dari lagu ini. Berbeda dengan a capella sebelumnya yang sudah memiliki tutorial, gue tidak memiliki acuan apapun untuk membua a capella lagu 'Rockabye'.
Dari lirik lagunya, kita tau bahwa lagu ini berkisah tentang para single mom yang berjuang membesarkan anaknya sendirian. Kemudian gue mengasah otak bagaimana caranya agar video gue nanti menceritakan tentang lirik lagu tersebut.
Sumber : Dokumen Pribadi |
Akhirnya, gue memutuskan untuk memakai beraneka ragam daster yang ada di rumah gue untuk menggambarkan ibu-ibu di rumah😂. Keputusan yang kocak, tapi ya itu adanya. Selain itu, gue menunjukkan ibu-ibu yang 'berdaster' tadi juga bisa loh menjadi career woman, ditunjukkan dengan gue yang memakai blazer di akhir video.
Sejujurnya, gue agak kecewa dengan hasil akhirnya karena gue pucet banget di video itu. Ditambah lagi dengan banyak muka gue yang rasanya tidak terkontrol dan kayak emoticon ini > 😑. Tapi gue tetap bangga sih dengan hasilnya. Mau bagaimana pun, itu hasil dari perjuangan gue ngubek-ngubek lemari Mama dan memilih daster yang paling keliatan kayak ibu-ibu.
3. Percobaan Ketiga
Kalau kalian perhatikan, jarak kemunculan dua video gue sebelumnya itu lumayan dekat. Waktu itu memang sedang gencar-gencarnya WFH dan gue sudah mulai kehabisan akal dalam menentukan gue harus ngapain kalau kerjaan gue lagi nggak numpuk. Jadinya, gue bisa membuat video-video tersebut.
Percobaan ketiga ini akhirnya gue lakukan setelah sekian bulan menimbang-nimbang lagu apa yang perlu gue coba untuk dijadikan a capella. Di bulan-bulan berpikir ini, gue masih maju mundur untuk membuat video a capella lagi karena awalnya nggak pede dan gue merasa skill gue udah hilang hahaha, walaupun gue tau sebenarnya skill gue juga masih rendah banget.
Namun, karena gue melihat banyak video a capella bertajuk lagu BTS yang liriknya itu bahasa Inggris semua, gue berpikir nggak ada salahnya dicoba.
Photo by Ali Naaz from Pexels |
Saat gue coba voice recording, beuh, SUSAH BUND. Asli, duh, itu lagu cheerful banget dan gue nggak boleh menghilangkan kesan itu di lagu tersebut. Harus ada berbagai macam beat dan nyanyinya juga harus cepet. Sayangnya, gue udah di tengah dan nggak mau dong gue sia-siain suara yang gue rekam.
Akhirnya, gue memaksakan diri untuk nge-beatbox. Guys, ini adalah hal teraneh yang pernah gue lakukan! Walaupun yang basic banget, tapi tetep aja susah 😖. Gue semakin mengapresiasi semua musisi di luar sana, entah itu beatboxer, rapper, a capella group, semuanya deh. Gue salut.
Saat selesai voice recording, gue sampe bilang sama adik gue kalau gue semakin nggak pede. Tapi karena dia cuek, dia bilang "Ya emang kenapa sih", dimana gue yakin maksudnya adalah kalau gue mau berkarya ya berkarya aja. Yaudah gue lanjutin.
Waktu take video, gue berganti kostum sekitar delapan kali. Gue harus menyesuaikan tema kostum gue dengan video musik aslinya, dimana bertema retro. Walaupun nggak retro-retro amat, tapi ada lah beberapa yang cukup sesuai.
Gue juga menyesuaikan color grading dari video ini dengan video aslinya. Yah, walaupun nggak mirip-mirip amat, tapi cukup lah bagi gue untuk difinalisasi.
Ternyata, responnya juga cukup baik. Syukurlah.
Healing dari Proses Pembuatan A capella
Banyaak banget teman gue yang bilang ke gue begini:
"Niat banget sih lo..."
"Produktif ya shay"
"Bikin gituan buat apa Bel?"
"Mau jadi artis yaa?"
Oke, gue mewajarkan orang-orang untuk berkata seperti itu karena mereka tidak tau apa yang terjadi kepada gue, atau lebih tepatnya tidak tau gue. Dari semenjak SMP, gue senang membuat sesuatu yang berbau videografi ataupun musik. Jadi, video a capella ini gue buat semata-mata karena gue senang melakukannya.
Gue juga sangat menikmati setiap prosesnya, karena jujur, gue kehilangan masa kebebasan berkarya gue saat SMA dan kuliah karena padatnya waktu gue yang dipakai untuk belajar dan berorganisasi, sehingga gue tidak bisa menghidupi hobi gue.
Kalau dibilang niat banget, yah, kalau nggak ada niat nggak akan jadi sebuah karya, kan? Tapi memang ini semata-mata untuk have fun, jadi gue nggak menumbuhkan niat membuat ini dengan terpaksa.
Jika dibilang gue mengejar uang dari pembuatan karya ini, wah, salah besar sih. Semakin dewasa, gue semakin paham nggak semuanya bisa dikaitkan dengan uang. Banyak hal-hal yang bisa bikin senang tanpa mengeluarkan uang dan hanya memanfaatkan apa yang sudah kita punya.
Menurut kalian gimana? Lalu... Ada nggak kegiatan yang suka kalian lakukan sebagai sarana healing juga?
Comments
Sungguh Alfiya, saya nda ngerti musik blasss... Hahahahaha.. bahkan sekedar bernyanyi tanpa ada suara fals saja, saya nda bisa.. Boro-boro bermain alat musik. Mata pelajaran paling mengerikan yang selalu bikin saya kelabakan saat kuliah dulu.
ReplyDeleteJadi, terus terang saya nda ngerti tulisan ini pada bagian soal musik. Cuma, saya mau menjawab pertanyaan yang di bawah ini saja.
"Ada nggak sih yang masih harus mengabdi kepada perusahaan tapi bisa tetep nge-blog dengan aman dan nyaman?"
Saya masih bekerja di sebuah perusahaan trading di Jakarta dan rumah saya di Bogor. Setiap hari paling tidak 3,5 - 4 jam waktu saya habis di jalan. Berangkat, saat pandemi ini sekitar jam 5.15 dari rumah dan pulang sekitar jam 7.00-an (kadang lebih kalau kerjaan belum selesai).
:-D Memenuhi syarat nda untuk ikut berpendapat?
Nah, kalau dianggap memenuhi syarat, jawaban saya adalah dengan "pembiasaan". Saya tidak bisa memberi saran tentang "aman" dan "nyaman". Ngeblog itu berdasar pada kata "konsistensi" dan tidak ada konsistensi yang bisa dibangun tanpa pengorbanan.
Pengorbanan sendiri bertentangan dengan "aman" dan "nyaman" karena tidak ada pengorbanan yang membuat nyaman. Tapi, kalau dijadikan rutinitas, pada akhirnya akan terbentuk sebuah zona nyaman baru yang bisa dinikmati, tetapi pada awalnya, berattttt...
Sejak awal saya ngeblog, sekitar 6 tahun lalu, saya sadar dihadapkan pada masalah waktu dan rasa capek. Mau tidak mau kan?
Tapi, saya "paksakan" diri untuk menulis, bahkan setiap hari, tanpa henti. Tidak ada yang menyuruh, tidak pakai challenge. Saya paksakan diri sendiri menulis apa saja setiap hari dan bahkan sehari bisa 3-4 tulisan. Jelek atau bagus bukan masalah.
Lama kelamaan, saya kemudian belajar mengatur waktu. Seperti saat menunggu kereta, saya berpikir, "Apa ya yang harus saya tulis hari ini?" dan kemudian saya catat pakai hape. Jam istirahat, kalau bisa menulis, ya saya menulis. Malam hari, setelah mandi, makan dan istirahat sebentar, saya mulai menulis sampai ngantuk datang.
Terus begitu.
Lama kelamaan, saya semakin mahir dalam memetakan pikiran, mengolah ide. menulis cepat, mengatur waktu dan pastinya semakin menyukai menulis di blog.
Terus terang, saya tidak terbiasa mengatakan, "Ah saya maunya santai sajah". Kalau saya mau serius, berarti saya harus mau berkorban. Jadi, saya cuma mendorong diri terus dan terus, sampai saya terbiasa dan perlahan membentuk zona nyaman ngeblog.
Dan, itulah yang membentuk saya sampai hari ini sebagai blogger.
Jadi, kalau Alfiya mau menekuni blogging dan konsisten, saran saya
- dorong diri untuk menulis, meski hanya 100-200 kata saja, hal itu lebih baik dari 0 kata
- manfaatkan waktu idle (seperti dalam perjalanan PP ke kantor) untuk membiasakan diri dengan ngeblog
- sediakan waktu setiap hari untuk "ngeblog", maksudnya bukan cuma menulis, tetapi melakukan segala sesuatu yang terkait dengan ngeblog, seperti mencari/mencatat ide, mengolah ide, membuat kerangka karangan, mengedit foto. Tentunya paksa diri untuk mematuhi jadwal tersebut
Terus terang, saya tidak bisa memberikan saran ngeblog yang "aman dan nyaman". Perjalanan ngeblog saya lewat jalan berat .. hahahahaha..
Tapi, setelah saya terbiasa, saya menemukan kenyamanan dan semangat untuk ngeblog dan bahkan, sering sehari tidak ngeblog saja menimbulkan rasa kangen. Blogging sudah menjadi bagian dari diri saya dan ketika ia tidak hadir, saya yang kangen berat.
Saya bukan "menemukan" zona nyaman, tetapi saya "membuat" zona nyaman itu.
Kira-kira begitu pandangan saya ya Alfiya, tapi saya sadar banget kalau setiap orang berbeda. Jadi, mungkin yang harus ditanyakan pertama, seberapa kuat keinginan Alfiya menjadi seorang blogger karena saya pikir, jalan yang ditempuh tidak akan ringan.
WHOAA MAKASIH BANGET MAS🤩 setelah ini akan aku terapkan! Benar juga kata Mas Anton, menjadi seorang blogger pun nggak melewati jalan yang mudah. Pasti harus ada yang dikorbanin.
DeleteSejujurnya pun aku berusaha untuk menulis sebanyak-banyaknya pada hari itu. Dulu sebelum pandemi, mungkin memungkinkan untuk menulis dari kereta atau bis, tapi yang aku ragu saat pandemi ini adalah aku harus menulis saat aku menyetir antara Jakarta-Bekasi.
Tapi keadaan memang nggak bisa aku jadikan alasan untuk nggak berusaha sih ya Mas. Aku bakal coba nyicil-nyicil tulisan mungkin saat sedang WFH🤣 kemudian aku simpan di draft, mungkin kalau bisa sampai draftnya penuh hahaha
Sekali lagi, terimakasih ya Mas Anton. Tips-tipsnya itu pasti bisa muncul dari Mas Anton karena Mas sudah banyak mencicipi asam garam kehidupan😊 nggak cuma asam garam sih, pahit juga, amis juga, kecut juga, tapi pasti banyak manisnya🤣
Alfiya punya sikap yang bagus dalam menghadapi sesuatu "keadaan nggak bisa dijadikan alasan". Saya suka banget mendengar yang seperti ini.
DeleteSikap positif saat bereaksi terhadap sebuah masalah.
Alfiya pasti bisa. Terus terang kombinasi musik dan blog dalam tulisan ini sebenarnya bagus banget. Biar saya tidak paham musik, tetapi kan bisa menikmatinya dan sudut pandangnya.
Tidak perlu harus memilih antara musik dan blog Fiya, gabungkan saja menjadi satu . Keduanya bisa kok jalan barengan dan saling mendukung.
Semangat yah ditunggu tulisan berikutnya..
Setujuuu dengan pak Anton, musik dan blog itu bisa jadi satu kesatuan selagi dikemas dengan pas dan kompak😍 Soalnya belajar dari podcast saya juga, yang awalnya nggak kepikiran bisa dimasukan ke blog, ternyata bisa juga toh dicampur sama puisi ala² *walaupun nggak rajin update*😂😂
DeleteDan sayapun jujur membaca komen pak Anton di atas jadi bisa sambil belajar juga gimana caranya agar bisa konsisten dan "membuat" sendiri zona nyamannya di blog. Ingin berterima kasih juga sama pak Antooon, hihi terima kasih banyak, Pak😁
Semangat untuk kak Ibel!💕
@ Mas Anton : hehe, terimakasih banyaak! Mungkin karena lagi membiasakan positive thinking juga, biar nggak merundung terus kalau ada masalah🤣
DeleteWaktu mas Anton bilang untuo menggabungkan blog dan musik menjadi satu, aku jadi kepikiran. Apakah iya secara nggak sadar aku membentuk karakteristik blogku sendiri? Tapi itu sih bakal keliatan seiring berjalannya waktu ya.
Terimakasih mas Anton!
@ Awl : akuuu juga suka bikin puisi! Kalau lihat tulisan-tulisan lama di blog ini, pasti nemu banyak tulisan ngawur yang sebenarnya itu adalah puisiku hahahaha🤣
Mas Anton ini memang bisa menginspirasi siapa aja ya wkwkw
Kak Jez super talented!! Ketiga videonya keren banget apalagi yang Dynamite 😍 aku sebagai Army senang banget lihatnya! Extra banget editing + a capella-nya dan itu yang membuat aku kagum, sampai nge-beatbox juga dong. Keren banget Kak Jez 😍 dari video ke1 hingga ke3 kelihatan sekali perkembangannya, mana suaranya bagus sekali 😍 adem~~
ReplyDeleteAku selalu kagum dengan orang-orang yang bernyanyi a capella karena harmonisasinya dan segala macamnya yang membuat aku bisa menganga lebar kalau lihat video orang a capella 🤣
Soooo, aku juga kagum dengan Kakak yang one man a capella! 😍. Teruskan berkarya ya Kak Jez 😍
Gomawo~ hahaha. Adikku juga Army loh, Li. Jadi lagu-lagu k-pop akan masuk ke telingaku secara tidak sengaja setiap harinya. Namun sayang aku belum mau jadi k-popers🤣
DeleteSekali lagi terimakasih Li atas apresiasinya. Doakan aku setelah ini skill-ku bertambah dan makin banyak karya yang kubuat😂🙏🏻
Waaaah mba Jez bagus banget suaranya, selalu takjub deh 😍 Hihihi favorit saya yang ketiga mba, disitu mba Jez jogetnya lentur banget 😁 By the way, untuk menyanyi biasa saja sudah sulit, nggak kebayang kalau harus a capella, salut sama mba Jez, empat jempol yaa! 🙈
ReplyDeleteDitunggu share-share related to music lainnya, mba 😆
Aahh terimakasih kak Eno! Jogetnya juga mikir-mikir dulu Kak, takutnya cringe seorang Ibel nari-nari di depan umum🤣
DeleteHehe sejujurnya ini semua sudah lebih mudah karena bantuan teknologi Kak. Asal ngerti aplikasinya, suara yang sumbang juga bisa jadi bagus hahahaha😂
Hihi oke ditunggu yaa Kak!
Zamanku remaja, grup a capella favoritku adalah 3T dan All-4-one 😆 tapi cuma sebagian lagu mereka sih yg kusuka. Gak semuanya. Gak semua musik a capella aku suka, tapi aku tahu sulitnya teknik bernyanyi jenis ini. Ibel keren deh, mau susah payah berlatih 💕
ReplyDeleteWaahh, aku baru tau nih ada grup a capella itu. Nanti aku dengarkan deh!
DeleteHehe, terimakasih yaa Mbak Aulia atas apresiasinyaa😍
hehehe...a capella ya bu???aku suka musik sbg penikmatnya aja...jd buat aku keren & 5 jempol buat ibu 👍👍👍👍👍
ReplyDeletegak semua org bisa loh 😚 buat aku bagus bgt 🤗 aku daftar bu sbg fans nya 😁
Hihi terimakasih ya Mbaak🥰🙏🏻 wah, lama-lama nanti ada fansclubnya kali ya? Hahaha bercanda deh😂
Deletedudududu, apalah aku cuma ngajar jam 7 pagi-jam 14.30. lanjut les jam 15.00-17.00. bukan ngabdi ke perusahaan sih, tapi ngabdi ke negera. yakali, sok banget ini mah. wkwkwk
ReplyDeletenggak tahu kenapa sehari aja nggak ngblog (entah balas komen, bw, buka2 dashboard blog) rasanya ada yang kurang. atau mungkin sama kaya pendapat mas Anton di atas ya, rutinitas ngblogku udh jadi kebiasaan jadi tanpa sadar gini aja trs. ahahha. but, aku menikmatinya. bahgaia! eh otw ke IG mbak Bel ah, kepo nih soalnya aku nggak negrti sama sekali teknik bermusik a capella ini. ahahha
Mbaak itu adalah pekerjaan yang mulia! Selagi halal dan bermanfaat bagi orang lain, pastinya patut dapat penghargaan🤩
DeleteNah ini mungkin yang harus kuterapkan. Membuka dashboard tiap hari, blogwalking, dan sedikit-sedikit persiapin buat tulisan selanjutnya. Hahaha selamat datang di instagramku nanti ya Mbak!
Kamu multitalenta sekali. Proses healing kan bisa dengan berbagai cara. Senikmat nya kamu aja. Aku sendiri untuk healing ga harus ngeblog, kadang ya nanem2 , kadang ya nyanyi aja sendiri 😆
ReplyDeleteHalo Mbak Anne! Terimakasih apresiasinyaa yaaa🙏🏻
DeleteHihi iya pasti tiap orang punya cara kuncian untuk healing yah😊
hi im from malaysia !! i love your posting . i hope your days would be ease . take a time for yourself okay 💛
ReplyDeletei love the way u do what u like and expressing yourself . I know acapella from ikon in idol room lol . Even their acapella was hillarious . Well im ikonic . I smile like crazy when mention dynamite bts , not an army but i love their music
Greetings from Indonesia! Thank you for the compliments and supports, it means a lot💕
DeleteAhaha i love the feeling when i expressed it too! I'm not a big fans of BTS so I agree with you when it's about their music😊
Wah mbak, seneng rasanya kalau liat orang yang bisa melakukan "kembali" hal yang sempet ingin dilakukan dulu. Karena saya pun merasakan demikian, saya suka banget sama sastra, nulis cerpen, puisi, ya atau apapun itu, tapi terhalang waktu pas sekolah yang mengharuskan aku jadi akademi-oriented, pagi sekolah, sore les akademik, malem ngerjain pr, begitu terus sampe akhirnya masa kuliah aku selesai. Malahan setelah s1 ini aku berencana langsung melanjutkan profesi, tapi karena pandemi alhasil tertunda dan malah jadi kepikiran buat nulis blog lagi, hahah. Dan rasanya emang seseneng itu bisa ngelakuin hal yang dari dulu pgn kita lakuin tapi terhalang waktu dan kesibukan, i totally feel you! Hihi
ReplyDeleteYeaay, tos mbak! Rasanya tuh kayak ketemu orang yang lama banget nggak ketemu ya. Melepas kangen dengan hobi kita sendiri🤣
DeleteSyukurlah kita bisa ambil positifnya ya di era pandemi ini mbak🥰
Jujur loh mba aku juga suka banget sama musik, pengen gitu bisa main biola atau piano. Kadang juga suka nyanyi-nyanyi sendiri kalau lagi stres walaupun fals hahahaha.
ReplyDeleteIni tekniknya keren banget, langsung diaplikasikan. Kebayang take-nya berkali-kali. Ini aku langsung cuss liat perform mba di IG! Btw karena aku kpopers dari jaman jebot (wkwkwk) jadi yang bakal aku tonton pertama yg BTS.
Buat terus mbaaa, namanya juga hobi, selama bikin hepi, jalanin aja dulu xD
Mbak, kita samaa! Tapi dulu aku pernah les piano, dan ujungnya nggak betah. Kayaknya jiwa aku bukan disana deh hahahah. Walaupun fals lanjut aja terus ya Mbak! Yang penting seneng🤣
DeleteHehe terimakasih loh Mbak Ori, abis itu aku langsung lihat Mbak Ori sudah meninggalkan jejak di IG ku🥰 Annyeong Army~
Betuuul, sebisa mungkin aku bikin terus karena seru hihihi
As always yaa, dari pertama kali lihat video² acapella kak Ibel di IG tuh udah terpana. Dalam hati, "gilee keren banget nih cewek, wkwkwkw"😍. Soalnya selama ini aku cuma tau acapella one man atau one man singer tuh ya pasti orang bule aja di yutub, jarang liat penyanyi di Indo yg melakukan hal yg sama. Beberapa mungkin pernah ada yg bikin di indomusikgram, tapi cuma itu aja yg aku tau. Kalau nggak salah dulu tuh pernah ada acara dimana kontestannya semua vocal group dan bernyanyi acapella di Trans TV, waktunya berdekatan sama IMB di tahun 2010, tapi aku lupa nama acaranya apa😂
ReplyDeleteBtw kegiatan yg biasa aku lakuin untuk healing kalau nggak menulis, dengar lagu/karaokean, atau cover lagu apa aja, hehe. Walaupun suaraku pas²an, setidaknya ada yg bisa dilakukan untuk menghibur diri sendiri😂
Kak Ibel, tetap semangat berkarya ya! Aku penasaran ingin dengar juga video acapella berikutnya😍 tapi of course, kalau kakak nggak sibuk dengan pekerjaan kantor yg menguras tenaga dan pikiran. Pokoknya harus stay healthy and stay sane di tengah-tengah pandemi ini!✨
Ah aku jadi malu Awl. Bahkan aku yang seharusnya terpana sama kamu duluan karena aku yang pertama nyari IG kamu! Hahaha🤣 terimakasih yaaa
DeleteNampaknya aku juga pernah lihat a capella yang kamu maksud dulu, tapi lupa juga. Bener sih, palingan a capella yang dari Indonesia itu cuma sekilas update di post IG aja, belum banyak yang buat😔
Aku pernah denger podcastmu loh! Aku juga ngintip IG mu yang isinya quotes-quotes itu. Lanjutkan ya Awl, selama itu buat kamu senang juga👍🏻
Terimakasih lagi ya supportnya, semoga kamu juga bisa terus stay sane and healthy!
Saya taunya Acapella itu dimainin rame-rame. Ngga pernah benar-benar tau kalo bisa dijadikan seperti ini. Tapi kayaknya saya pernah liat konsep musim video serupa.
ReplyDeleteVideo perdananya keren, kalo yang kedua kayak masih ada nada yang saling tabrakan. Saya bukan Anang Hermansyah, tapi telinga saya dengar itu 😁 Kalo yang ketiga, keren juga. Lebih atraktif dari dua video sebelumnya
Awalnya saya juga begitu Mas, tapi ternyata bisa diakalin dengan teknik-teknik yang lain😊
DeleteTerimakasih Mas sudah berbagi pendapatnya! Jujur untuk yang kedua pun aku juga merasa ada yang janggal🤣 tapi yaudah kupikir namanya juga belajar kan ya hahaha
Wahh, aku makin penasaran nih Jezi, segera mengintip Instagram mu yaa...nggak usah dengerin orang yang penting dirimu happy...
ReplyDeleteHahaha aku akan welcome sekali menyambut mbak Dedew di IG kuu
DeleteWahhh...pasti seru banget menjalaninya mulai dari latihan nyanyi, pilih outfit yang cocok hingga syuting...senangnya sudah menemukan sarana buat healing, perasaan jadi happy ya...good for you..kalau untuk ngeblog, ngedraft di hape saja saat luang misal pas perjalanan, nanti tinggal posting deh..
ReplyDeleteJujur seru banget Mbak, jadi bisa nemu ide-ide yang nggak bisa dipikirkan sebelumnya🤣
DeleteIya Mbak Nailah, aku sekarang mencoba untuk drafting di HP supaya nanti kalau mau post ya tinggal post aja atau at least finishing dikit. Terimakasih sarannya Mbak!😊
Waah bener juga ya Mbak, acapella...bagus untuk healling, seru dan bikin happy ..videonya keren tuuh nyanyinya...
ReplyDeleteHehe terimakasih yaa Mbak atas apresiasinyaa🙏🏻
DeleteSaya kurang tahu masalah musik, paling bisanya mendengarkan saja misalnya musik dangdut terutama koleksi pak haji Rhoma.
ReplyDeleteDulu sebelum kena PHK aku sudah ngeblog. Aku bekerja di perusahaan yang agak longgar, karyawan boleh memegang hape dengan syarat pekerjaan harus lancar, itu bukan syarat resmi sih, hanya pengawas membiarkan aku main hape dengan syarat lancar kerjaannya.
Memang kalo lancar bisa sih sambil menulis artikel tapi kalo lagi ruwet ya seharian tidak main hape.
Menurutku kalo ngeblog sambil kerja, utamakan pekerjaan utama dulu karena itu memang kewajiban, setelah selesai lalu ada waktu luang ngeblog pakai hape. Iya, karena hape simpel dan mudah dibawa kemana-mana jadinya enakan ngeblog pakai hape menurutku kak.
Itu saja sih, mohon maaf kalo komentarnya salah.