Skip to main content

Newest Post

When I Miss My Friends

Bonjooouurr! Asli, kangen banget nulis disini 😄. Kalau dilihat-lihat, gue udah nggak blogging semenjak awal tahun 2021. Gue tidak ingin mengklaim diri gue sibuk, tapi pada kenyataannya, selama gue nggak nge- blog, banyak sekali hal yang perlu gue rumat sebagai budak korporat. Budak korporat disini nggak selalu negatif kok, hihi. I was attended a quite-long training from my company. Pelatihan yang biasanya hanya memakan waktu sekitar sebulan, ini bisa ditotal jadi tiga sampai empat bulan. Pelatihan ini sangat penting untuk karyawan baru di divisi gue, jadi gue nggak boleh menyia-nyiakannya. Apa yang gue dapatkan kemarin akan sangat mempengaruhi performa gue sebagai karyawan di perusahaan gue. Photo by Andrea Piacquadio from Pexels Aktivitas yang menurut gue melelakan--namun juga mengasyikan--ini lah yang membuat gue ngga fokus untuk berpikir yang lain. Oh, kalau ada teman-teman yang bilang gue aktif di media sosial tapi nggak blogging , somehow , ada feel yang sempat hilang disini. Un...

Rose

Waktu aku sadar bahwa aku diterima lagi di bumi ini pada suatu pagi,
saat itu juga kucari peluang apa yang dapat kutekuni di hari itu,
berharap ada yang bisa kuselesaikan.
Kulengkungkan bibirku,
kemudian kutuju kebun kecil kita.

• • •
Pagi ini adalah giliranmu menanam bunga mawar di sudut-sudut kebun, dan aku biasanya hanya menyirami tumbuhan gantung. Setelah basah berkebun, kita berlarian ke dapur untuk menyiapkan telur mata sapi dan sosis untuk berdua, dilengkapi dengan susu; rasa vanila dan coklat, untuk menghangatkan tubuh kita. Saat kita sadar dapur sudah mulai berantakan, kamu mengambil sapu dan bernyanyi seperti penyanyi terhandal yang pernah ada di depanku. Aku terpingkal, sampai membuat perutku sakit karena lelah tertawa. Aku akan mengejarmu keliling rumah untuk mengusap wajahmu dengan lap basah, dan berujung pada kubangan air di garasi bekas hujan semalam.

Siangnya, aku memilih film kesukaanku yang telah kuputar kurang lebih delapan kali minggu ini. Kau duduk di sampingku, dan tanganmu penuh dengan kardus berisi cemilan yang dibeli di warung sebelah rumah--bukan popcorn. Kita mengikuti setiap kata yang terucap oleh para aktor di film itu dan saling menebak apa yang terjadi setelahnya. Lucunya, aku tidak bosan menontonnya.
Hal yang lebih lucu lagi adalah ketika kamu tidak pernah mengeluh untuk menemaniku menonton film ini.
Pada siang itu, film membawaku berujung di bunga tidurku. Saat kuterbangun, aku sudah di kamar, dan kamu tidak ada di rumah.

"Putri tidurku sudah bangun! Aku keluar dulu, jangan kangen."
Kubaca catatan kecil itu di kulkasku. Aku tersenyum. Ya, kutunggu kau pulang. Kubersihkan diriku dan duduk menghadap tungku api.

Jam 9 malam. Aku masih menunggu dia pulang. Hujan mulai turun, makin dan makin deras. Aku baru sadar, ada sesuatu disana. Sesuatu yang... seharusnya tidak terjadi.

• • •

Bunga Mawar
Sumber : Dok. Pribadi

Bunga mawar itu sekarang telah merekah.
Ada merah, putih, dan merah muda,
tepat seperti apa yang kita pilih waktu itu.
Sayangnya kamu tidak bisa menyaksikannya.
Kamu hilang di tengah badai,
dan kutemukan kamu.
Tetapi, aku tidak benar-benar menemukanmu.
Kamu sudah pergi.

Comments

Other Posts